Cukup
lama kiranya saya tidak melakukan perjalanan bareng bareng dengan kawan kawan,
karena kesibuakn yang luar biasa masing masing.
Namun ketika momentum tersebut terbuka maka kemudian kita manfaatkan dan alhamdu lillah
memang benar benar menyenangkan, meskipun sesungguhnya cukup melelahkan. Momentum tersebut ialah acara annual
international conference on Islamic studiea yang duiselenggarakan di
Surabaya. Artinya kita tidak mau mendatangi acara tahunan tersebut dengan pesawat
yang dapat diempuh hanya dengan sekitar 40 menit saja, melainkan dengan jalan darat bersama dengan yang lain.
Tujuan
utamanya melalui jalur darat ialah agar dapat bersama sama selama perjalanan
yang sudah sekian lama tidak pernah dirasakan.
Kebersamaan tersebut nilainya sangat mahal, dibandingkan dengan rasa
lelah yang mungkin didapakan. Dan itulah
yang terjadi, selama perjalanan kita ngobrol bersama dan bercerita apa saja,
sehingga perjalanan yang memakan waktu
keseluruhan sekitar 8 jam tersebut seolah tidak terasa berat. Kita semua sangat mensyukuri kondisi tersebut dan memimpikan lagi saat seperti itu dalam masa mendatang.
Meskipun
demikian tetap saja ada gangguan yang sempat membuat kami semua agak sebel, yakni adanya perbaikan jalan,
sehingga perjalanan cukup tersendat, yakni disekitar daerah Juwana hingga menjelang Rembang. Namun demikian setelah memasuki Rembang,
dimana memang sudah waktunya makan siang, maka
kita semua menjadi lupa ketersendatan jalan, karena kita semua makan siang di kompleks nelayan,
dengan suguhan menu khusus, yakni merica dengan aneka ikan segar. Luar biasa nikmatnya, dan karena nikmatnya
tesebut seolah kami semua lupa dengan perjalanan yang masih cukup panjang.
Tentu
perjalanan tersebut sangat berbeda jauh dengan perjalanan udara yang dapat
ditempuh hanya dengan beberapa menit saja,
namun memang sengaja mengambil
jalan darat, karena tujuan seperti
tersebut. Dan nilai perjalanan tersebut
sangat tinggi dibandingkan hanya sekedar perjalanan itu sendiri secara umum. Tentu saja karena perjalanan yang kami alami ternyata
menyajikan berbagai pengalaman yang sangat mengasyikkan, disamping sedikit yang
menjengkelkan tersebut.
Kita
menjadi teringat kembali dengan perjalanan hidup kita masing masing,
terutama pada masa yang lalu. Ada sebagian daiantara kami yang pernah
mengalami pengalaman menyenangkan dalam sebuah perjalanan, namun juga ada yang
mengalami kejadian yang sangat memilukan atau hanya sekedar menggelikan. Semua menjadi seolah menari di depan mata
kita dan kita akhirnya dapat merasakan betapa Tuhan ternyata sangat Bijaksana atas segala makhluk dan hamba-Nya.
Khusus
bagi saya, perjalanan ini memang terasa istimewa, karena kurang lebih hampir
satu tahun yang lalu, saya pernah melakukan perjalanan dari Semarang menuju
Surabaya melalui jalan darat bersama dengan keluarga. Namun perjalanan kala itu kami lakukan pada
waktu malan hari, sehingga kami tidak dapat menikmati perjalanan, dan hanya
istirahat dalam kendaraan. Nah, saat
sampai di Tuban, kejadian yang menyebabkan saya harus dirawat di rumah sakit
itupun terjadi. Saat kejadian saya dalam
keadaan sedang tidur dan benar benar ingat setelah berada di rumah sakit.
Lucunya
setelah cukup siang dan saya dapat menyadari sekitar, ternyata saya berada di rumah sakit anak dan
bersalin. Tentu saja saya kemudian berusaha untuk pindah, dan
karena ada kekhawatiran saya,
disebabakan pusing pusing dan muntah yang saya alami, maka sore harinya saya
kemudian pindah ke rumah sakit Islam Sultan Agung semarang, dimana saya sampai
di Semarang tengah malam.
Nah,
sesungguhnya saya sama sekali tidak ada
rasa trauma terhadap kejadian tersebut, karena saya sangat percaya kepada Tuhan
dan keadilan-Nya. Kecelakaan yang
menimpa pada diri saya tersebut hanya semata mata kelalaian sopir yang
kelelahan dan mengantuk, sehingga mobil yang kami tumpangi menabrak truk
trailer yang sedang parkir di pinggir jalan.
Saya kebetulan orang yang rasional dalam menyikapi berbagai kejadian,
baik yang menimpa diri saya maupun orang lain.
Karena itu kejadian seperti itu
sama sekali tidak mempengaruhi kondisi saya dan saya tetap dapat menikmati
perjalanan panjang tersebut.
Barangkali
diantara kami juga ada pengalaman kejadian yang dialami, hanya saja memang tidak diungkapkan, karena kami lebih mementingkan suasana ceria yang
tercipta dalam perjalanan tersebut.
Bahkan ketika ada diantara kami yang berkeinginan berhenti sejenak,
hanya untuk membeli kerupuk bakar tayamum di Tuban, kitapun serentak dan kompak
untuk menyetujuinya dan kemudian menjadikan kerupuk tersebut sebagai
pelengkap di dalam mobil.
Hanya
saja memang setelah memasuki Lamongan cuaca sangat tidak mendukung dan hujanpun
turun sedemikian rupa sehingga yang dapat kami lakukan ialah hanya
bernyanyi dan mendengarkan musik hingga
memasuki tol Gresik, dan kebetulan juga sudah masuk Maghrib. Tetapi kami semuanya merasa sangat puas
dengan pewrjalanan tersebut, dan yang terpenting bagi kami ialah terciptanya
suasana yang menyenangkan tersebut dan sudah cukup lama tidak kami dapatkan.
Memang
perjalanan apapun tidak akan dapat memberikan pengalaman bagi seseorang,
kecuali kalau seseorang tersebut mau mengambilnya sendiri. Artinya
pengalaan yang dapat diserap dalam kegiatan apapun tentu akan sangat
bergantung kepada masing masing orang.
Kalau kita biarkan begitu saja
maka tidak akan ada pengalaman apapun yang dapat kita petik, tetapi sebaliknya
ketika kita memperhatikan setiap apapun dengan kacamata keimanan yang ada dalam
dada kita, tentu akan cukup banyak hal yang dapat memberikan inspirasi dan
menambah rasa syukur kita kepada Tuhan.
Ambil
contoh ketika melewati daerah Juwana Rembang sepanjang perjalanan
kita disuguhi dengan pemandangan masyarakat
yang mengerjakan pembuatan garam. Ada yang baru membuat tempatnya dengan
meratakannya sedemikian rupa; ada yang
sudah mengisinya dengan air, dan ada yang sudah memanennya. Kami sangat kagum dengan kesunggguhan merka,
padahal cuaca saat itu mendung, yang berarti
ancaman bagi mereka. Apa lagi
garam yang sudah dipanen dan diteumpuk begitu saja di tempat terbuka. Seolah mereka sangat percaya diri bahwa hujan
belum akan turun, karena mereka sama sekali tidak panik dengan kemungkinan
hancurnya hasil karya mereka.
Kondisi
tersebut sesungguhnya dapat memberikanpelajaran kepada kita bahwa apapun
pekerjaan yang kita jalani, kalau kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan
kepercayaan diri yang kuat, serta kepasrahan
yang total kepada Tuhan, tentu akan
dapat membahagiaan kita dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Kita
juga dapat memetik kesimpulan lain yakni tentang keadilan Tuhan kepada seluruh
makhluk-Nya. Karena dari contoh tersebut kita dapat membayangkan
betapa garam yang begitu banyaknya dan diproduksi setiap hari, tetapi konsumen
juga tetap membutuhkannya. Padahal kalau
dihitung kebutuhan manusia tentang garam
tersebut kan cuma sedikit dan pembuatan garam juga tidak hanya di Rembang saja,
melainkan justru yang sangat kita kenal ada di Madura. Tetapi toh tidak ada penolakan masyarakat
atas produksi garam tersebut, bahkan
pemwerintah juga masih mengimportnya dari manca negara.
Tentu
masih banyak lagi pengalaman yang dapat diungkapkan, namun yang terpenting bagi
kami ialah kondisi reffresing dan kebersamaan
itu sendiri, disamping pengalaman pribadi yang justru dapat memupuk rasa
kepercayaan dan keimanan kita kepada
Tuhan. Mudah mudahan semua itu akan memberikan pencerahan bagi kami dan akhirnya kami akan mampu berlaku bijak dalam semua perilaku
kami. Amin....
0 komentar:
Posting Komentar